BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Salah
satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan adalah aspek
kurikulum.Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran strategis
dalam system pendidikan.Kurikulum merupakan suatu system dalam program
pembelajaran untuk mencapai tujuan institusional pada lembaga pendidikan,
sehingga kurikulum memegang peranan penting dalam mewujudkan sekolah yang
bermutu dan berkualitas.
Adanya
beberapa program pembaruan dalam bidang pendidikan nasional merupakan salah
satu upaya untuk menyiapkan masyarakat dan bangsa Indonesia yang mampu
mengembangkan kehidupan demokratis yang mantap dalam memasuki dalam era
globalisasi dan informasi sekarang ini.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa Pengertian
Kurikulun dan Dasar-Dasar Kurikulum itu sendiri ?
2.
Sebutkan
komponen dan Fungsi dari Kurikulum ?
3.
Bagaimana
Perkembangan dari Kurikulum sekarang ini ?
4.
Bagaimana
Perkembangan Kurikulum di Indonesia ?
C.
Manfaat Penulisan
1.
Untuk mengetahui
Pengertian Kurikulun dan Dasar-Dasar Kurikulum.
2.
Untuk dapat
mengetahui Komponen, dan fungsi dari Kurikulum.
3.
Untuk mengetahui
bagaimana pengembangan kurikulum di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum
Secara
etimologis, kurikulum berasal dari kata dalam bahasa latin “curi” yang artinya pelari, dan “curere”
yang artinya “ tempat berlari”. Pengertian awal kurikulum adalah suatu jarak
yang harus ditempuh oleh pelari mulai dari garis start sampai dengan finish.
Dengan demikian, istilah kurikulum pada awalnya berasal dari dunia olahraga
pada zaman romawi kuno di Yunani, dan kemudian diadopsi ke dalam dunia pendidikan. Pengertian
tersebut kemudian digunakan dalam pendidikan, dengan pengertian sebagai rencana
dan pengaturan tentang sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari peserta
didik dalam menempuh pendidikan dilembaga pendidikan.[1]
Dalam buku teks
pertama In The Curriculum, John
Franklin Bobbitt (1918) menyatakan bahwa,
Curriculum, as an idea, has its roots in the latin
word for race-course, explaning the curriculum as the of course of deeds and
experiences trought which children become the adults they shuold be, for succes
in adults society (www.wikipedia.com)
Secara bebas,
kutipan tersebut dapat diterjemahkan sebagai berikut.
“kurikulum,
sebagai satu gagasan, telah memiliki akar kata bahasa latin “race course”, menjelaskan kurikulum
sebagai “mata pelajaran perbuatan” dan pegalaman yang dialami anak-anak sampai
menuju dewasa, agar kelak sukses dalam masyarakat orang dewasa”. [2]
Dalam
pasal 1 butir 19 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional,
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelengaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kemudian
kurikulum mempunyai dua makna. Pertama ,
sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa. Kedua, suatu program pembelajaran khusus.
B. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum
a.
Komponen-Komponen
Pengembangan Kurikulum
1.
Tujuan Kurikulum
Tujuan kurikulum tiap satuan pendidikan
harus mengacu kearah pencapaian tujuan pendidikan nasional sebagaiamana telah ditetapkan dalam
Undang-Undang No 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan Nasional. Dalam skala
yang lebih luas, kurikulum merupakan suatu alat pendidik dalam rangka
pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas.[3]
2. Materi
Kurikulum
Materi kurikulum hakikatnya adalah isi
kurikulum. Isi kurikulum dikembangkan dan disusun berdasarkan prinsip-prinsip
sebagai berikut :
a) Materi
kurikulum berupa bahan pembelajran yang terdiri dari bahan kajian atau
topik-topik pembelajaran yang dapat dikaji oleh siswa dalam proses belajar dan
pembelajaran.
b) Materi
kurikulum mengacu pada pencapaian tujuan masing-masing satuan pendidikan
perbedaan dalam ruang lingkup dan urutan bahan pelajaran disebabkan oleh
perbedaan tujuan satuan pendidikan tersebut.
c) Materi
kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Dalam hal ini,
tujuan pendidikan nasional merupakan target yang hendak dicapai melalui
penyampaian materi kurikulum.
3.
Metode
Metode adalah cara yang digunakan untuk
menyampaikan materi pelajaran daam upaya mencapai tujuan kurikulum. Metode atau
strategi pembelajaran menempati fungsi yang penting dalam kurikulum, karena
memuat tugas-tugas yang perlu dikerjakan oleh siswa dan guru. Ada tiga
alternatif pendekatan yang dapat digunakan, yakni :
a) Pendekatan
yang berpusat pada mata pelajaran dimana materi pembelajaran terutama bersumber
dari mata ajaran. Penyampaiannya dilakukan melalui komunikasi antara guru dan
siswa. Guru sebagai penyampai pesan atau komunikator. Siswa sebagai penerima
pesan.bahan pelajaran adalah pesan itu sendiri. Dalam rangkaian komunikasi
tersebut dapat digunakan sebagai metode mengajar.
b) Pendekatan
yang berpusat pada siswa. Pembelajaran dilaksanakan berdasarkan kebutuhan,
minat dan kemampuan siswa. Dalam pendekatan ini lebih banyak digunakan meode
dalam rangka individualisasi pembelajaran. Seperti belajar mandiri, belajar
modular, paket belajar dan sebagainya.
c) Pendekatan
yang beroreintasi pada kehidupan masyarakat. Pendekatan ini bertujuan
mengintegrasikan sekolah dan masyarakat dan untuk memperbaiki kehidupan
masyarakat. Prosedur yang ditempuh ialah dengan mengundang masyarakat kesekolah
atau siswa berkunjung kemasyarakat. Metode yang digunakan terdiri dari:
karyawisata, narasumber, kerja pengalaman, surpei, proyek pengabdian/pelayanan
masyarakat, berkemah dan unit.
4.
Organisasi Kurikulum
Organisasi kurikulum terdiri dari
beberapa bentuk, yang masing-masing memiliki ciri-cirinya sendiri :
a) Mata
pelajaran terpisah
Kurikulum
terdiri dari sejumlah mata ajaran yang terpisah-pisah dan setiap mata ajaran
disampaikan sendiri-sendiri tanpa ada hubungannya dengan mata ajaran lainnya.
b) Mata
ajaran-mata ajaran berkorelasi
Kolerasi
diadakan sebagai upaya untuk mengurangi kelemahan-kelemahan sebagai akibat
pemisahan mata ajaran. Prosedur yang ditempuh ialah menyampaikan pokok-pokok
yang saling berkolerasi guna memudahkan siswa memahami pelajaran tersebut.
c) Bidang
studi
Beberapa
mata ajaran yang sejenis dan memiliki ciri-ciri yang sama
dikolerasikan/difungsikan dalam satu bidang pengajaran.
d) Program
yang berpusat pada anak
Program
ini adalah orientasi baru di mana kurikulum dititik beratkan pada
kegiatan-kegiatan peserta didik, bukan pada mata ajaran
e) Core
program
Core
artinya inti atau pusat. Core program adalah suatu program inti berupa suatu
nit atau masalah.
f) Electric
program
Electic
rogram adalah suatu program yang mencari keseimbangan asi kurikulum yang
berpusat pada mata ajaran dan berpusat pada peserta didik. Caranya ialah memlih
unsur-unsur yang dianggap baik yang terdapat pada kedua jenis organisasi,
kemudian unsur-unsur yang diintegrasikan menjadi suatu program.
5.
Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu komponen
kurikulum, karena kurkulum adalah pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar
mengajar. Dengan evaluasi dapat diperoleh informasi yang akurat tentang
penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar siswa. Aspek-aspek yang
perlu dinilai bertitik tolak dari aspek-aspek tujua yang hendak dicapai, baik
tujuan kurikulm, tujuan pembelajaran dan tujuan belajar siswa. Setiapa aspek
yang dinilai bepangkal pada kemamampuan-kemampuan apa yang hendak dikembangkan,
sedangkan tiap kemampuan itu mengandung unsur-unsur pengetahuan, keteampilan
dan sikap serta nilai.
b. Prinsip-Perinsip
Pengembangan Kurikulum
Pengembangan
kurikulum berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1.
Prinsip Berorientasikan
pada Tujuan
Pengembangan
kurikulum diarahkan untuk menvapai tujuan tertentu, yang bertitik tolak dari
tujuan pendidikan nasional. Tujuan kurikulum merupakan penjabaran dan upaya
untuk mencapai tujuan satuan dan jejnjang pendidikan tertentu.
2.
Prinsip Relavansi
(kesesuaian)
Pengembangan kurikulum yang meliputi
tujuan , isi dan sistem penyampaiannya harus relevan(sesuai) dengan kebutuhan
dan keadaan masyarakat, tingkat pekembangan dan kebutuhan siswa, serta serasi
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3.
Prinsip Efesiensi dan
Efektivitas
Pengembangan kurikulum harus
mempertimbangkan segi efisien dalam pendaya gunaan dana, waktu, tenaga dan
sumber-sumber yang tersedia agar dapat mencapai hasil yang optimal.
4.
Prinsip Fleksibilitas
Kurikulum yang luwes mudah disesuaiakan,
diubah, dilengkapi atau dikurangi berdasarkan tuntutan keadaan ekosistem dan kemamapuan
setempat, jadi tidak statis atau kaku.
5.
Prinsip
Berkesinambungan
Kurikulum disusun secara
berkesinambungan, artinya bagian-bagian, aspek-aspek, materi, dan bahan kajian
disusun secara berurutan, tidak terlepas-lepas, melainkan satu sama lain memiliki
hubungan fungsional yang bermakna, sesuai dengan jenjang pendidikan, struktur
dalam satuan pendidikan, tingkat perkembangan siswa.
6.
Prinsip Keseimbangan
Penyusunan kurikulum supaya
memperhatikan keseimbangan secara proporsional dan fungsional antara berbagai
program dan sub program, antara semua mata ajaran, dan antara aspek-aspek
prilaku yang ingin dikembangkan.
7.
Prinsip Keterpaduan
Kurikulum dirancang dan dilaksanakan
berdasarkan prinsip keterpaduan. Perencanaan terpadu bertitik tolak dari
masalah atau topik dan konsistensi antara unsur-unsurnya.
8.
Prinsip Mutu
Pengembangan kurikulum berorientasi pada
pendidikan mutu dan mutu pendidikan.
c. Struktur Kurikulum
Sejumlah
fakultas di Unesa menyelenggarakan dua program, yaitu Program Kependidikan dan
Program Nonkependidikan. Masing-masing program memiliki beberapa Program Studi.
Program Studi adalah kesatuan rencana belajar sebagai pedoman penyelenggaraan
pendidikan akademik dan atau profesional yang diselenggarakan atas dasar suatu
kurikulum serta ditujukan agar mahasiswa dapat menguasai pengetahuan,
ketrampilan, dan sikap sesuai dengan sasaran kurikulum.
Struktur kurikulum program studi kependidikan dan nonkependidikan terdiri
atas (1) kompetensi utama, (2) kompetensi pendukung, dan (3) kompetensi lain. Penjabaran
ketiga kompetensi tersebut dapat dilihat pada struktur kurikulum
jurusan/program studi.
Kurikulum memuat (1) visi, misi, sasaran, dan tujuan, (2) struktur dan isi
kurikulum (keluasan, kedalaman, koherensi, penataan/organisasi) yang relevan dengan
tuntutan dan kebutuhan stakeholders, (3) kompetensi dan etika
lulusan yang diharapkan, (4) derajat integrasi pembelajaran (intra, dan
disiplin ilmu), (5) kurikulum lokal yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
terdekat dan kepentingan integral lembaga, (6) mata kuliah pilihan yang merujuk
pada harapan/kebutuhan mahasiswa secara individual maupun kelompok, dan (7)
peluang bagi mahasiswa untuk mengembangkan diri, seperti melanjutkan studi,
mengembangkan pribadi, memperoleh pengetahuan dan pemahaman materi khusus
sesuai dengan bidang studi, mengembangkan keterampilan yang dapat dialihkan (transferable
skill) dan diorientasikan ke arah karir, atau pemerolehan pekerjaan.
d. Standar Akademik Kurikulum Program Studi
a)
Kurikulum harus memuat matakuliah
ciri khas fakultas, yang mencerminkan ilmu dasar;
b)
Kurikulum harus memuat berbagai
matakuliah dasar yang merupakan pendukung kompetensi program studi sehingga
membekali lulusan dengan kemampuan untuk mengikuti pendidikan seumur hidup dan
mengembangkan kemampuan diri dan dapat menerapkan keahliannya;
c)
Kurikulum harus disusun secara
berkesinambungan dan berimbang antara matakuliah dasar dan matakuliah keahlian;
d)
Kurikulum harus dirancang secara
efektif untuk memenuhi minat dan melancarkan studi mahasiswa
e)
Kurikulum harus bersifat komprehensif dan
fleksibel dalam mengadaptasi perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni
(ipteks);[4]
C. Fungsi dari Kurikulum
Kurikulum mempunyai fungsi yang
penting dalam pendidikan yang ada di Indonesia.Berikut ini merupakan
fungsi-fungsi dari kurikulum :[5]
a)
Perencanaan Kurikulum
Pemeritah
pusat perlu merumuskan dan menetapkan standar bersifat nasional (standar
kompetesi dan standar dasar) yang berfungsi sebagai acuan untuk pengembangan
kurikulum pada tingkat suatu pendidikan/sekolah. Berkaitan dengan hal tersebut
pihak daerah maupun sekolah bertugas mengembangkan kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan sesuai kondisi,kebutuhan dan kemampuan daerah maupun pihak sekolah yang bersangkutan.Oleh, karena itu
perencanaan desain maupun kurikulum baik silabus maupun rencana pelaksanaan
pembelajaran perlu di kembangkan secara spesifik,efektif,relevan dan
komprehensif.
b)
Implementasi Kurikulum
Implementasi
kurikulum merupakan bentuk aktualisasi dari kurikulum yang telah di rencanakan.bentuk
implementasi kurikulum adalah kegiatan pembelajaran yang di lakukan guru
bersama siswa untuk mencapai kurikulum yang telah di tetapkan.Muara
keberhasilan kurikulum secara actual akan ditentukanoleh implementasi kurikulum
dilapangan.Sering terjadi implementasi atau pelaksanaan kurikulum (pembelajaran)
tidak sesuian dengan perencanaan kurikulum.
Hal ini
sejalan dengan pilar-pilar pendidikan yang di kemukakan UNESCO seperti belajar
mengetahu (learning to know), belajar
melakukan (learning to do), belajar
menjadi diri sendiri (learning to be), dan
belajar hidup dalam kebersamaan (learning
to live together).Oleh karena itu, implementasi kurikulum harus di kelola
secara professional, efektif, dan efesien yang mengacu pada empat pilar
tersebut dan konsisten dengan perencanaan kurikulum yang di kembangkan
,sehingga ranah kognitif ,efektif dan psikomotor yang tertuang dalam indicator
(tujuan) dapat terwujud melalui pelaksanaan kurikulum tersebut.
c)
Pelaksanaan Evaluasi Kurikulum
Kegiatan
evaluasi harus di lakukan secara sistematik , sistematis , dan komphersif yang
mengacu pada visi,misi dan tujuan kurikulum.Pengendalian mutu ( quality control ) hasil pelaksanaan
kurikulum dapat di tentukan oleh kegiatan evaluasi kurikulum maupum
pembelajaran.Kegiatan merumuskan kisi-kisi, instrumen, dan melaksanakan
evaluasi dan pembelajaran harus di kelola secara professional.Salah satu pengaruh
dari otonomi sekolah yang terkait dengan evaluasi pembelajaran di antaranya
guru perlu merumuskan kisi-kisi, membuat instrument , dan melaksanakan evaluasi
kurikulum serta pembelajaran.Oleh karena itu, setiap guru harus memilki
kemampuan dalam melakukan evaluasi kurikulum dan pembelajaran secara tepat dan
benar. Perumusan Penetapan Kriteria dan Pelaksanaan Kenaikan Kelas Atau
Kelulusan.
Kriteria
kenaikan kelas harus di pahami betul oleh kepala sekolah maupun guru sehingga
tidak terjadi kesalahan dalam mengambil suatu keputusan yang keliru.Kegiatan
ini merupakan lanjutan dari kegiatan evaluasi kurikulum dan pembelajaran yang
perlu dilakukan secara objektif , intregitas dan komphersif.Pemberlakuan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menuntut perolehan hasil belajar secara
tuntas (mastery learning).Oleh karena
itu, penetapan criteria kelulusan (passing
grade) perlu dilakukan secara tepat sesuai dengan ketetapan yang berlaku.
d)
Pengembangan Bahan Ajar, Media Pembelajaran, dan
Sumber Belajar
Bahan ajar
yang di pelajari siswa sebaiknya tidak hanya berdasarkan pada buku teks
pelajaran, melainkan perlu menggunakan dan mengembangkan berbagai bahan ajar
melalui media dan sumber belajar yang sesuai dengan topic pembahasan.Demikian
pula, keterlibatan masyarakat sekelilingnya harus mulai di kembangkan secara
strategis supaya menghasilkan kemampuan siswa yang terintegrasi dengan
lingkungan.
e)
Pengembangan Ekstrakulikuler dan Kokurikuler
Keberhasilan
suatu kurikulum akan optimal apabila didukung oleh kegiatan ekstrakulikuler dan
kokurikuler yang di kelola secara efektif dan professional .Kegiatan ini sering
terabaikan karena pihak sekolah merasa bahwa kegiatan ini dapat mengoptimalkan
kemampuan siswa dan dapat mengembangkan kemampuan siswa sesuai dengan bakat dan
minat yang dimilikinya.Oleh karena itu, kegiatan ini perlu di kelola secara
komprehensif dan terpadu dengan kegiatan intrakurikuler
D. Perkembangan Kurikulum
Perkembangan
kurilkulum di indonesia meliputi, di antaranya :[6]
1. Rencana pelajaran 1947
a) Menteri pendidikan ,pengajaran, dan
kebudayaan, Mr. Suwandi, membentuk panitia penyelidik pengajaran yang antara
lain melahirkan pelajaran 1947
b) Rencana pelajaran 1947 merupakan
kurikulum pertama di Indonesia
c) Rencana pelajaran yang di susun
harus memperhatiaka (1) mengurangi pendidika pikiran,(2) menghuungkan isi
pelajaran dengan kehidupan sehari-hari,(3) memberikan perhatian kepada
kesenian, (4) meningkatkan pendidikan watak,(5) meningkatkan pendidikan
jasmani,(6)meningkatkan kesadaran bernegara dan bermasyarakat.
d) Istilah kurikulum belum digunakan.
Istilah yang di gunakan adalah rencana pelajaran.
e) Unsur pokok kurikulum adalah (1)
daftar jam pelajaran atau struktur program, (2) garis-garis besar program
pengajaran.
f) Struktur program di bagi menjadi (1)
Struktur program yang menggunakan bahasa pengantar bahasa daerah, (2) struktur
program yang menggunakan bahasa pengantar bahasa Indonesia.
g) Kurikulum tersebut termasuk
kurikulum dengan mata pengajaran terpisah-pisah.
2.
Rencana pelajaran 1950
a) Rencana pembelajaran kurikulum ini
lahir karena tuntutan kelahiran UU No 4 Tahun 1950 tentang Dasar-dasar
pendidikan dan pengajaran di sekolah
b) Kurikulum ini masih relatif sama
dengan Rencana Pelajaran 1947
c) Istilah kurikulum masih belum
digunakan. Istilah yang dipakai adalah rencana pelajaran.
d) Kurikulum ini merupakan kurikulum
masih dengan mata pelajaran terpisah-pisah.
3.
Rencana pelajaran 1958
a) Kurikulum ini merupakan
penyempurnaan dari rencana pelajaran 1950.
b) Kurikulum ini digunakan sampai
dengan tahun 1964.
4.
Rencana pelajaran 1964
a) Kurikulum ini meupakan penyempurnaan
dari rencana pelajaran 1958.
b) Kurikulum ini i guanakan sampai
dengan tahun 1968
c) Terdapat pembagian kelompok
cipta,rasa, dan krida.
5.
Kurikulum 1968
Kurikulum
ini merupakan kurikulum terpadu utam di Indonsia
a) Beberapa mata pelajaran ilmu
hayat,ilmu alam,dan sebagainya mengalami fusi menjadi ilmu pengetahuan alam
(IPA) atau yang sekarang sering di sebut sains.
b) Struktur program di bagi menjadi (1)
pembinaan jiwa pancasiala (2) pengetahuan dasar ddan (3) kecakapan khusus
c) Struktur program untuk sekolah dasar
program pembinaan ,jiwa pancasila meliputi mata pelajaran (1) pendidikan Agama
(2) Pendidikan Kewarganegaraan (3) Pendidikan Bahasa Indonesia (4) Bahasa
Daerah (5) Pendidikan Olahraga
d) Untuk program pengetahuan dasar
meliputi mata pelajaran (1) Berhitung, (2) Ipa,(3) Pendidikan Kesenian (4)
Pendidikan Kesejahteraan.
e) Untuk program kecakapan khusus
meliputi mata pelajaran khusus.
f) Untuk pertama kalinya istilah
kurikulum di pakai di Indonesia
6.
Kurikulum 1975
a) Kurikulum ini lahir sebagai
ketetapan MPR No.IV/MPR/1973 tentang GBHN 1973, dengan tujuan pendidikan
membentuk manusia Indonesia untuk pembagunan nasionla di berbagai bidang.
b) Struktur program untuk sd meliputi
bidang studi (1) Agama (2)Pendidikan Moral Pancasila (3) Bahasa Indonesia (4)
Ilmu Pengetahuan Sosial (5) Matematika (6) Ilmu Pengetahuan Alam (7) Olahraga
dan Kesehatan (8) Kesenian (9) Keterampilan Khusus.
c) Untuk SMP di tambah dengan bidang
studi Bahasa Daerah, Bahasa Inggris, dan Pendidikan Keterampilan, baik yang
pilihan terikat atau pilihan bebas.
d) Untuk SMA sudah barang tentu ada
bidang studi berdasarkan jurusan baik IPA dan IPS.
e) Untuk SMK dengan kurikulum 1976
f) GBPP (Garis garis besar program
pengajaran)untuk kurikulum 1975 di kenal dengan format yang sangat rinci.
7.
Kurikulum 1984
a) kurikulum ini merupakan
penyempurnaan dari kurikulum 1975.Oleh karena itu kurikulum 1984 di kenal juga
sebagai kurikulum 1975 yang di sempurnakan.
b) Kurikulum 1984 berlaku berdasarkan
keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan NO. 0461/U1983 tanggal 22 Oktober
1983 tentang perbaikan kurikulum.
c) Pendidikan dasar dan menengah di
lingkungan departemen pendidikan dan kebudayaan.
d) Ada 4 aspek yang di sempurnakan
dalam kurikulum 1984, yakni (1) pelaksanaan PSPB (2) penyesuaiain tujuan dan
struktur program kurkulum (3) pemilihan kemampuan dasar serta keterpaduan dan
keserasian antara rana kognitif, efektif dan dikomotorik, (4) pelaksanaan pelajaran
berdasarkan perundatan belajar yang di sesuaikan dengan kecepatan belajar
masing-masing peserta didik.
8.
Kurikulum 1994
a) Kurikulum 1994 merupakan pelaksanaan
amanah UU NO 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional
b) Kurikulum 1994 di laksanakan berdasarkan
menteri pendidikan dan kebudayaan No 060/U/1993 tanggal 25 Februari 1993.
c) Kurikulum 1994 berisikan 3 lampiran
: (1).landasan,program,dan pengembangan kurikulum, (2) GBPP dan (3) pedoan
pelaksaan kurikulum.
9.
Krikulum berbasis kompetensi (KBK)
a) Kurikulum ini belum di tetapkan di
seluruh sekolah di Indonesia.
b) Pusat kurikulum,balit bank diknas
bersama dengan direktorat teknis telah melakukan uji coba dalam rangka proses
pengembangan kurikulum berbasisi kompetensi ini
c) Berdasarkan pp no 19 tahun 2005, Badan
Standard Nasional Pendidikan (BSNP) mempunyai kewenangan untuk mengembangkan
standard nasional pendidikan,standard kurikulum yang di gunakn di
sekolah-sekolah.
10.
Kurikulum tingakat satuan pendidikan (KTSP)
a) KBK sering di sebutsebagai jiwa
KTSP, karena KTSP sesungguhnya merupakn proses pengembangan KTSP telah
mengambil kaidah-kaidah yang terdapat dalam KBK
b) Standard isi dan proses yang di
gunakan sebagai acuan dalam penyususnan kurikulum ini di kembangkan oleh BSNP
(Badan Standard Nasional Pendidikan) KTSP di susun oleh satuan pendidikan
sekolah/madrasah bersama dengan semua pemangku kepentingan disekolah dengan
mengacu kepada standard isi dan proses dalam pp NO.19 tahun 2005 tentang
standart Nasional Pendidikan.
E. Perkembangan Kurikulum Matematika di Indonesia
Kurikulum
di Indonesia sudah beberapa kali mengalami perubahan. Di bawah ini akan
diuraikan beberapa kurikulum yang pernah ada di Indonesia.
1.
Kurikulum tahun
1968
Secara umum ketentuan-ketentuan dalam kurikulum 1968
adalah
a)
Bersifat correlated
subject curriculum.
b)
Jumlah mata pelajaran
untuk SD 10 bidang studi, SMP 18 bidang studi SMA jurusan A 18 bidang studi,
SMA jurusan B 20 bidang studi, SMA jurusan C 19 bidang studi.
c) Jurusan
SMA dilakukan di kelas II.
Sedangkan perkembangan pendidikan matematika itu sendiri pada kurikulum tahun 1968 mempunyai ciri-ciri sebagaimana dikemukan oleh Ruseffendi:
Sedangkan perkembangan pendidikan matematika itu sendiri pada kurikulum tahun 1968 mempunyai ciri-ciri sebagaimana dikemukan oleh Ruseffendi:
1)
Dalam pengajaran
Geometri, penekanan lebih pada keterampilan berhitung. Misalnya menghitung luas
bangun geometri datar atau volume bangun geometri ruang bukan pada penngertian
bagaimana rumus-rumus untuk perhitungan itu di peroleh.
2)
Lebih mengutamakan
hafalan yang sifatnya mekanis daripada pengertian.
3)
Program berhitung kurang memperhatikan aspek
kontinuitas dengan materi pada jenjang berikutnya, serta kurang terkait dengan
dunia.
4)
Penyajian materi kurang
memberikan peluang untuk tumbuhnya motivasi serta rasa ingin tahu anak
5)
Dari ciri-ciri yang
dikemukakan oleh Ruseffendi, kurikulum matematika tahun 1968 lebih menekankan
pada perhitungan dan hasil dari perhitungan, tidak pada pemahaman konsep dari
suatu materi sehingga hanya menggunakan sistem hafalan. Hal inilah yang dapat
dijadikan alasan kurang efektifnya penerapan kurikulum tahun 1968 ini sehingga
dilakukan perubahan kurikulum yang selanjutnya.
2.
Kurikulum tahun
1975
Kurikulum tahun 1975 merupakan perubahan
dari kurikulum 1968. Secara umum ketentuan-ketentuan kurikulum tahun 1975
antara lain:
a)
Bersifat
integrated curriculum organization
b)
SD mempunyai satu
struktur program terdiri atas 9 bidang studi.
c)
Pelajaran ilmu alam dan
ilmu hayat menjadi pelajaran ilmu pengetahuan alam.
d)
Pelajaran ilmu aljabar
dan ilmu ukur menjadi pelajaran matematika.
e)
Jumlah mata pelajaran
SMP dan SMA menjadi 11 bidang studi.
f)
Penjurusan SMA dibagi
tiga: IPA, IPS dan BAHASA dimulai pada permulaan semester II.
g)
Terdapat topik-topik
baru yang diperkenalkan yaitu himpunan, geometri, bidang dan ruang, statistika
dan probalitas, relasi, sistem numerasi kuno,dan penulisan lambang bilangan non
desimal. Selain itu diperkenalkannya pula konsep-konsep baru seperti penggunaan
himpunan, pendekatan pengajaran matematika secara spiral , dan pengajaran
geometri dimulai dengan lengkungan.
h) Terjadi
pergeseran dari pengajaran yang lebih menekankan pada hafalan kepengajaran yang
bersifat rutin.
3.
Kurikulum tahun
1984
Pada tahun 1984
pemerintah merubah kurikulum tahun 1975 menjadi kurikulum baru, yaitu kurikulum
tahun 1984. Menurut Subando, alasan dalam menerapkan kurikulum baru tersebut
antara lain, adanya sarat materi, perbedaan kemajuan pendidikan antar daerah
dari segi teknologi, adanya perbedaan kesenjangan antara program kurikulum di
satu pihak dan pelaksana sekolah serta kebutuhan lapangan dipihak lain, belum
sesuainya materi kurikulum dengan taraf kemampuan anak didik. Secara umum dasar
perubahan kurikulum tahun 1975 ke kurikulum tahun 1984 menurut Henny
diantaranya sebagai berikut:
a)
beberapa unsur dalam
GBHN yang belum tertampung ke dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah.
b)
Terdapat ketidak
selarasan antara materi kurikulum berbagai bidang studi dengan kemampuan anak
didik.
c)
Terdapat kesenjangan
antara program kurikulum dan pelaksananya di sekolah.
d)
Terlalu padatnya isi
kurikulum yang harus diajarkan hampir di setiap jenjang.
e)
Pelaksanaan pendidikan
sejarah perjuangan bangsa sebagai bidang pendidikan yang berdiri sendiri mulai
dari tingkat kanak-kanak sampai sekolah menengah tingkat atas termasuk
pendidikan luar sekolah.
f)
Pengadaan program studi baru (seperti di SMA)
untuk memenuhi kebutuhan perkembangan lapangan kerja.
g)
Berorientasi pada tujuan
instruksional.
h)
Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak
didik melalui Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).
i)
Materi pelajaran
dikemas dengan menggunakan pendekatan spiral.
Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan.
Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa.
fMenggunakan pendekatan keterampilan proses.
Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan.
Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa.
fMenggunakan pendekatan keterampilan proses.
4.
Kurikulum Tahun
1994
Kurikulum tahun ini 1994 memiliki
beberapa kemudahan antara lain yaitu:
a)
Kurikulum ini sangat
memudahkan guru dalam membuat bahan pembelajaran maupun melaksanakannya di
kelas karena materi sudah disiapkan dalam dokumen kurikulum.
b)
Bahan pembelajaran
mudah diubah karena masing-masing mata pelajaran berdiri sendiri.
c)
Penilaian hasil belajar
siswa sangat mudah dilakukan guru karena berbasis materi pengetahuan.
Walaupun ada banyak
kemudahan atau kelebihan kurikulum ini akan tetapi masih ada
kelemahannya.Secara umum kurikulum tahun 1994 ini memiliki beberapa kelemahan
antara lain yaitu:
a)
Garis-garis program
pembelajaran diorganisasikan dalam mata pelajaran sesuai dengan disiplin
keilmuan.
b)
Program pembelajaran
diriumuskan dalam pokok-pokok bahasan yang berorienrtasi materi pengetahuan,
dengan susunan yang kurang mendasarkan pada kebutuhan siswa dalam kehidupannya
sehari-hari.
c)
Saratnya materi pembelajaran
mendorong kegiatan pembelajaran menjadi proses manghafalkan kesimpulan hasil
ilmuwan terdahulu bukan penguasaan kecakapan proses yang memungkinkan siswa
mengumpulkan data, menari kesimpulan dan membuktikannya sendiri.
5.
Kurikukulim
berbasis kompetensi
Pada tahun 2004, Pusat
Kurikulum mengeluarkan dokumen kurikulum baru yang disebut Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Beberapa ciri penting dari Kurikulum Berbasis Kompetensi yang
dikemukakan oleh Supriadi adalah:
a)
Karena kurikulum ini
dikembangkan berdasarkan kompetensi tertentu, maka kurikulum 2004 diberi nama
Kurikulum Berbasis Kompetensi.
b)
Berpusat pada anak
sebagai pengembang pengetahuan.
c)
Terdapat penekanan pada
pengembangan kemampuan pemecahan masalah; kemampuan berpikir logis,kritis, erta
penalaran dan komunikasi.
d)
Cakupan materi untuk SD
meliputi: bilangan, geometri dan pengukuran, pengolahan data, pemecahan
masalah, serta penalaran dan komunikasi.
e)
Cakupan materi untuk
SLTP meliputi: bilangan, aljabar, geometri dan pengukuran, peluang dan statistika,
pemecahan masalah, serta penalaran dan komunikasi.
f)
Cakupan materi untuk
SMU meliputi aljabar,geometri dan pengukuran, trigonometri, peluang dan
statistika, kalkulus, logika matematika, pemecahan masalah serta penalaran dan
komunikasi.
g)
Kurikulum berbasis
kompetensi ini secara garis besarnya mencakup tiga kompenen yaitu kompetensi
dasar, materi pokok, dan indikator pencapaian hasil belajar.
h)
Kemampuan pemecahan
masalah serta penalaran dan komunikasi bukan merupakan pokok bahasan
tersendiri, melainkan harus dicapai melalui proses belajar dengan
mengintegrasikan topik-topik tertentu yang sesuai.
Adapun karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi menurut Mulyasa yaitu:
a)
Menekankan pada
ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal
b)
Berorientasi pada hasil
belajar dan keberagaman
c)
Menggunakan pendekatan
dan metode yang bervariasi
d)
Sumber belajar bukan
hanya guru tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif
e)
Penilaian menekankan
pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan dan pencapaian suatu
kompetensi
6.
Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan
Sedangkan
Supriadi mengemukakan ciri-ciri Kurikulum pendidikan matematika saat ini
adalah:
a) Dikembangkan
berdasarkan kompetensi tertentu.
b) Berpusat
pada anak sebagai pengembang pengetahuan.
c) Terdapat
penekanan pada pengembangkan kemampuan pemecahan masalah, kemampuan berpikir
logis, kritis, dan kreatif serta kemampuan mengkomunikasikan matematika.
d) Cakupan
materi sekolah dasar meliputi: bilangan, geometri dan pengukuran, pengolahan
data, pemecahan masalah, serta penalaran dan komunikasi.
e) Cakupan
materi untuk SLTP meliputi: bilangan, aljabar, geometri dan pengukuran, peluang
dan statistika, pemecahan masalah, serta penalaran dan komunikasi
f) Cakupan materi untuk SMU meliputi aljabar,geometri
dan pengukuran, trigonometri, peluang dan statistika, kalkulus, logika
matematika, pemecahan masalah serta penalaran dan komunikasi
g) Kurikulum ini mencakup kompetensi dasar,
materi poko dan indikator hasil pencapaian belajar
h) Kemampuan
pemecahan masalah serta penalaran dan komunikasi bukanmerupakan pokok bahasan
tersendiri,melainkan harus dicapai melalui proses belajar dengan
menintegrasikan topik-topik tertentu yang sesuai.
BAB III
KESIMPULAN
Dari definisi di atas dapat kita
simpulkan bahwa :
kurikulum adalah
suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari mulai dari garis start sampai dengan finishatau seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan ,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang di gunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu
.
Dalam
perkembangan kurikulum membutuhkan berbagai landasan pengembangan kurikulum,
komponen pengembangan kurikulum, prinsip-prinsip pengembangan kurikulum dan
Struktur kurikulum. Perkembangan kurikulum di Indonesia di mulai dari rencana
pelajaran 1947 sampai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan saat ini muncul kurikulum terbaru yaitu
kurikulum 2013.
DAFTAR PUSTAKA
Oemar
Hamalik.2011.Kurikulum Dan Pembelajaran.PT
Bumi Aksara: Jakarta.
Rusman.
2011.Manajemen Kurikulum.Rajawali
Pers :Jakarta.
ruzirahmawati.blogspot.co.id/2012/04/perkembangan-kurikulum-matematika
Suparlan.2012.Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum Dan
Materi
Pembelajaran, PT
Bumi Aksara: Jakarta.
Sumber : Buku Panduan Akademik Universitas Negeri
Surabaya tahun 2010
[1].Suparlan, Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum Dan
Materi Pembelajaran, PT Bumi Aksara: Jakarta, 2012, hlm. 34
[3].Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran,PT Bumi
Aksara: Jakarta, 2011, halm.24.
[4]Sumber :
Buku Panduan Akademik Universitas Negeri Surabaya tahun 2010
[5]Rusman. Manajemen Kurikulum,Rajawali Pers
:Jakarta ,2011. Hlm. 17-20
[6].
Suparlan. Tanya jawab pengembangan
kurikulum dan materi pembelajaran.PT Bumi Aksara : Jakarta. 2012. Halm.87.
Komentar
Posting Komentar