BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Manusia merupakan ciptaan Allah
Swt yang diciptakan dari saripati tanah
untuk menjadi makhluk yang paling sempurna yang memiliki
berbagai kemampuan. Dalam kehidupan
manusia butuh tuntutan dari agama agar
dapat hidup lebih baik.
Kehadiran
agama Islam yang di bawa Nabi Muhammad Saw,di yakini dapat menjamin terwujudnya
kehidupan manusia yang sejahtra lahir
dan batin . Di dalam nya terdapat berbagai petunjuk tentang bagaimana
seharusnya manusia itu menyikapi hidup dan kehidupan ini secara lebih bermakna
dalam arti yang seluas luasnya.
Manusia
sebagai makhluk sempurna di antara makhluk-nakhluk lain mempunyai rasa keingin
tahuan yang cukup besar. Rasa keingintahuan yang di miliki manusia di wujud kan
dengan menggunakan kekuatan akal pikiran yang di milikinya.Namun di samping itu
manusia memiliki kecenderungan untuk mencari sesuatu yang mampu menjawab segala
pertanyaan yang ada dalam benaknya
Rasa
ingin tahu dan rasa takut yang ada di dalam diri manusia mendorongrasa tumbuh
keagamaan dalam diri manusia. Manusia merasa berhak untuk mengetahui siapa yang
menciptakanya dan apa yang mesti ia lakukan di duni dan alam akhirat,yang
merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah agama.Oleh karena
itu ,agama sangat lah berperan penting dalam kehidupan manusia.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa pengertian
Agama?
2.
Bagaimana latar belakang kebutuhan manusia terhadap agama ?
3.
Apa fungsi agama
dalam kehidupan manusia ?
4.
Doktrin-doktrin
apsajakah yang menjadi kepercayaan agama ?
C.
Manfaat Penulisan
1.
Untuk mengetahui
arti dari agama itu sendiri.
2.
Untuk mengetahui
latar belakang kebutuhan manusia terhadap agama.
3.
Untuk dapat
mengetahui fungsi agama dalam kehidupan manusia.
4.
Untuk mengetahui
doktri-doktrin kepercayaan agama.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Agama
Secara
sederhana pengertian agama dapat di lihat dari sudut kebahasaan (etimologis)
dan sudut istilah (terminologis). Mengartikan agama dari sudut kebahasaan akan
lebih mudah dari pada mengartikan agama dari sudut istilah. Karena pengertian
agama dari sudut istilah ini sudah mengendung muatan subjektivitas dan orang
yang mengartikanya. Atas dari dasar ini,maka tidak mengherankan jika muncul para
ahli yang mendeskrisipkan tentang agama.[1]
Mukti
Ali pernah mengatakan,barang kali tidak ada kata yang paling sulit di beri
pengertian dan definisi selain dari kata agama.Pernyataan ini berdasarkan atas
tiga alasan. Pertama, bahwa
pengalaman agama adalah soal batini,subjektivitas,dan sangat individualis
sifatnya. Kedua, barang kali tidak
ada orang yang begitu bersemangat dan emosional dari pada orang yang
membicarakan agama. Karena itu, setiap pembahasan tentang arti agama selalu ada
emosi yang melekat erat sehingga kata agama itu sulit di definisikan. Ketiga, konsepsi tentang agama di
pengaruhi oleh tujuan daro orang yang memberikan definisi tersebut.[2]
Senada dengan Mukti Ali, M. Sastrapratedja
mengatakan bahwa salah satu kesulitan untuk berbicara mengenai agama secara
umum ialah adanya perbedaan- perbedaan memehami arti agama,di samping adanya
perbedaan juga dalam serta penerimaan setiap agama terhadap suatu usaha
memahami agama. Setiap agama memiliki interprentasi diri yang berbeda dan
keluasaan interpretasi diri itu juga berbeda.[3]
Selanjutnya karena banyak nya
definisi tentang agama yang di kemukakan oleh para ahli,Harun Nasution
mengatakan bahwa agama adalah pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan
kekuatan gaib yang harus di patuhi.Kemudian, Harun Nasution mengatakan agama
tersusun dari dua kata a = tidak dang am = pergi jadi agama artinya tidak
pergi, tetap di tempat,di warisi secar turun temurun dari satu generasi ke
generasi lainya.Selanjutnya ada lagi yang mengatakan bahwa agama tuntuna hidup
manusia dan Ajaran yang di wahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang Rosul.[4]Dari
beberapa definisi tersebut di atas,kita dapat menjumpai 4 unsur yang menjadi
karakteristik agama sebagai berikut :
1. Unsur
kepercayaan terhadap gaib
Kekuatan tersebut dapat mengambil bentuk yang bermacam-macam.kekutan
gaib tersebut ialah dengan percaya kepada Allah.kepercayaan tersebut ialah
dasar yang utama sekali dalam paham keagamaan.
2. Unsur
kepercayaan dan kebahagian
Unsur kepercayaan dan kesejahteraan hidup di dunia ini dan di akhirat nanti
tergantung pada adanya hubungan yang baik dengan kekuatan gaib yang di
maksud.Dengan hilang nya hubungan yang baik itu,kesejahtraan dan kebahagiaan
yang di cari akan hilang juga.Hubungan baik ini selanjutnya di wujudkan dalam
bentuk peribadatan , selalu mengingat nya ,melaksanakan segala perintah nya,
dan menjauhi larangan nya.
3. Unsur respon
emosional yang bersifat dari manusia
Respon tersebut dapat mengambil bentuk rasa takut,seperti yang terdapat
pada agama primitif atau perasaan cinta seperti yang terdapat pada agama-agama
monoteisme.selanjutnya respon tersebut dapat pula mengambil bentuk penyembahan
seperti yang terdapat pada agam-agama monoteisme dan pada akhirnya respon
tersebut mengambil bentuk dan cara hidup tertentu bagi masyarakan yang
bersangkutan.
4. Unsur paham
adanya kudus (scared) dan suci
Dalam bentuk kekuatan gaib,dalam kitab suci yang mengandung
ajaran-ajaran agama yang bersangkutan, tempat – tempat tertentu, peralatan untuk
menyelenggarakan upacara, dan sebagainya. [5]
Dari uraian tersebut kita dapat
mengambil suatu kesimpulan bahwa agama adalah ajaran yang berasal dari Tuhan
atau hasil renungan manusia yang terkandung dalam kitab suci yang turun temurun
di wariskan kepda suatu generasi
ke generasi dengan tujuan untuk memberikan tuntunan
dan pedoman hidup bagi manusia untuk agar mencapai kebahagian di dunia dan di
akhirat, yang di dalamnya mencakup unsur kepercayaan kepada kekuatan gaib yang
selanjutnya menimbulkan respon emosinal dan keyakinan bahwa kebahagiaan hidup
tersebut bergantung pada adanya hubungan yang baik dengan kekuatan gaib
tersebut.
B. Latar Belakang Kebutuhan
Manusia Terhadap Agama
Secara alamiah manusia mengakui
kekuatan dalam kehidupan ini di luar dirinya ini dapat di lihat ketika manusia
mengalami kesulitan hidup,musibah dan berbagai bencana. Ia mengeluh dan meminta
pertolongan kepada suatu yang serba maha yang dapat membebaskanya dai keadaan
ini. Naluriah ini membuktikan bahwa manusia perlu beragama dan membutuhkan sang
kholik nya.[6]
Sekurang-kurang nya ada empat alasan
yang melatar belakangi perlunya manusia terhadap agama sebagai tuntunan hidup
manusia itu sendiri.Sehingga manusia dapat kebahagiana di dunia maupun di
akhirat. Ke empat alasan tersebut secara singkat dapat di kemukakan sebagai
berikut :
1. Latar
belakang fitrah manusia
Imam Ali as
menyebutkan bahwa mereka di utus untuk mengingatkan manusia kepada perjanjian
yang telah di ikat oleh fitrah mereka,yang kelak mereka akan di tuntuk untuk
memenuhinya.Perjanjian itu tidak tercatat di atas kertas,tidak
pula di ucapkan oleh lidah,melainkan terukir oleh pena ciptaan Allah di
permukaan kalbu dari lubuk manusia , dan di atas permukaan hati
nurani serta di kedalaman perasaan batiniah.[7]
Kenyataan bahwa manusia memiliki fitrah keagamaan tersebut buat pertama
kali di tegaskan dalam agam Islam, yakni bahwa agama adalah kebutuhan fitrah
manusia.Sebenarnya, manusia belum mengenal kenyataan ini.Baru di masa
akhir-akhir ini, muncul beberapa orang yang menyerukan dan
mempopulerkanaya.Fitrah keagamaan yang ada di dalam diri manusia inilah yang
melatarbelakangi perlunya manusia pada agama.Oleh karenanya ketika datang wahyu
Allah yang menyeru manusia agar beragama,maka seruan tersebut memang sangat
sejalan dengan fitrahnya itu.Di dalam Al-Qur’an Allah telah menjelaskan fitrah
manusia itu sendiri yang berbunyi :
óOÏ%r'sù y7ygô_ur ÈûïÏe$#Ï9 $ZÿÏZym 4 |NtôÜÏù «!$# ÓÉL©9$# tsÜsù }¨$¨Z9$# $pkön=tæ 4 w @Ïö7s? È,ù=yÜÏ9 «!$# 4 Ï9ºs ÚúïÏe$!$# ÞOÍhs)ø9$# ÆÅ3»s9ur usYò2r& Ĩ$¨Z9$# w tbqßJn=ôèt ÇÌÉÈ
“Maka hadap kanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah),(Tetaplah
atas) fitrah Allah yang telah menciptakan fitrah manusia itu sendiri.Tidak ada
perubahan pada fitrah Allah (itulah) itulah agma yang lurus. Tetapi banyak
manusian yang tidak mengetahui. (Qs. Ar-Rum :30).”
2.
Kelemahan dan
kekurangan manusia
Manusi dalam
penciptaanya memiliki kelebihan dan kekurangan.Untuk mengoptimalkan kelebihan
dan kekurangan manusia di perlukan agama sebagai dsar berperilaku dan bersikap
sehingga mereka mampu memenuhi segala kebutuhanya dengan baik sesuai kaidah
tata nilai dalam ajaran agamanya, sehingga kebahagian di dunia dan di akhirat
dapat tercapai.
Factor lain yang membelakangi manusia memiliki agama adalah karena di
samping manusia memiliki berbagai kesempurnaan
juga memiliki kekurangan.[8]Hal
ini antara lain Sifat-sifat
keburukan yang ada pada manusia antara lain sombong, inkar, iri, dan lain
sebagainya, Karena itu manusia dituntut untuk menjaga kesuciaannya, hal yang
dapat dilakukan untuk menjaga kesuciannya dengan cara mendekatkan diri pada
Tuhan dengan bimbingan agama dan disinilah letak kebutuhan manusia terhadap
agama.
3. Tantangan
manusia
Factor lain yang menyebabkan manusia memerlukan agama adalah karena manusia
dalam kehidupanya senantiasa menghadapi berbagai tantangan,baik yang datang
dari dalam maupun dari luar. Tantangan dari dalam dapat berupa hawa nafsu dan
bisikan setan.Sedangkan tantangan dari luar dapat berupa rekayasa dan
upaya-upaya yang di lakukan manusia yang secara sengaja berupaya ingin memalingkan
diri dari Allah. Mereka dengan rela mengeluarkan biaya,tenaga,dan fikiran yang
di manifestasikan dalam berbagai bentuk kebudayaan yang di dalamnya mengandung
misi menjauhkan manusia dari Allah.
Banyak manusia yang terjabak oleh harta orang-orang kafir yang sengaja
di keluarkan agar manusia itu dapat mengikuti keinginanya. Berbagai bentuk
budaya,hiburan,obat-obat terlarang dan lain sebagainya di buat dengan
sengaja.Untuk itu upaya mengatasi dan membentengi manusia adalah dengan
mengajar mereka agar dapat taat dalam menjalankan agama.Godaan dan tantangan
hidup demikian itu,saat ini semakin meningkat, sehingga upaya mengamankan
masyarakat menjadi penting.
C. Fungsi Agama Dalam Kehidupan
Agama mempunyai peraturan yang mutlak berlaku bagi segenap
manusia dan bangsa, dalam semua tempat dan waktu, yang dibuat oleh sang
pencipta alam semesta sehingga peraturan yang dibuatNya betul-betul adil.
Secara terperinci agama memiliki peranan yang bisa dilihat dari: aspek
keagamaan (religius), kejiwaan (psikologis), kemasyarakatan (sosiologis),
hakkekat kemanusiaan (human nature), asal usulnya (antropologis)
dan moral (ethics).[9]
Dari aspek religius, agama menyadarkan manusia, siapa
penciptanya. Faktor keimananjuga mempengaruhi karena iman adalah dasar agama.[10]
Secara antropologis, agama memberitahukan kepada manusia tentang siapa,
darimana, dan mau kemana manusia. Dari segi sosiologis, agama berusaha mengubah
berbagai bentuk kegelapan, kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan. Agama
juga menghubungkan masalah ritual ibadah dengan masalah sosial. Secara
psikologis, agama bisa menenteramkan, menenangkan, dan membahagiakan kehidupan
jiwa seseorang. Dan secara moral, agama menunjukkan tata nilai dan norma yang
baik dan buruk, dan mendorong manusia berpeilaku baik (akhlaq mahmudah). [11]
Manusia
adalah mahluk yang memiliki rasa keagamaan, kemampuan untuk memahami dan
mengamalkan nilai agama. Tugas manusia didunia yaitu ibadah dan mengabdi
kepadanya. Fungsi agama yaitu sebagai pustaka kebenaran, dimana agama
diibaratkan sebagai suatu gedung perpustakaan kebenaran. Agama dapat dijadikan suatu pedoman dalam
mengambil suatu keputusan antara yang benar dan yang salah.[12]
Peranan
social agama bagi masyarakat berarti peran agama dalam menciptakan suatu ikatan bersama, baik diantara
anggota-anggota beberapa masyarakat maupun dalam kewajiban-kewajiban sosial
yang membantu mempersatukan mereka. Hal ini dikarenakan nilai-nilai yang
mendasari sistem-sistem kewajiban sosial didukung bersama oleh
kelompok-kelompok keagamaan sehingga agama menjamin adanya konsensus dalam
masyarakat.[13]
D. Doktrin Kepercayaan Agama
Islam
Doktrin adalah ajaran tentang
asas-asas suatu aliran politik, keagamaan,
pendirian segolongan ahli ilmu pengetahuan.Istilah Doktrin
berkaitan dengan suatu kebenaran dan ajaran. Keduanya tidak dapat dipisahkan
sebab menegaskan tentang kebenaran melalui ajaran, sedangkan yang diajarkan
biasanya dengan kebenaran. Dengan demikian, doktrin berisi tentang ajaran
kebenaran yang sudah tentu memiliki “balutan” filosofis.[14]Doktrin
keagamaan dalam islam antara lain :
1.
Iman Kepada Allah Swt
Kalimat lailaha
illa Allah atau sering disebut kalimat thoyyibah adalah suatu pernyataan
pengakuan terhadap keberadaan Allah yang Maha Esa, tiada tuhan selain Dia
(Allah). Ia merupakan bagian lafadz dari syahadatain yang harus diucapkan
ketika akan masuk Islam yang merupakan refleksi dari tauhid Allah ynag menjadi
inti ajaran Islam.Bentuk pengakuan-pengakuan lain nya yang berhubungan dengan
nya,seperti zat Allah, sifat-sifat Allah ,Kehendak Allah, perbuatan (af al Allah), malaikat Allah, para nabi
dan utusan Allah, hari kiamat, serta surga dan neraka. Ia merupakan refleksi
dari tauhid Allah yang menjadi inti
ajaran islam.Pengakuan keberadaan Allah berarti menolak keberadaan tuhan-tuhan
lainya yang di anut oleh para pengikut agama selain Islam.
a. Argumen
Keberadaan Allah
Pengakuan
terhadap keberadaan Allah berarti menolak keberadaan tuhan-tuhan lainnya yang
dianut oleh para pengikut agama lain. Ada tiga teori yang menerangkan asal
kejadian alam semesta yang mendukung keberadaaan tuhan. Pertama, paham yang
menyatakan bahwa alam semesta ini ada dari yang tidak ada, ia terjadi dengan
sendirinya. Kedua, paham yang menyatakan bahwa alam semesta ini berasal dari sel
yang merupakan inti. Ketiga, paham ynag mangatakan bahwa alam semesta itu ada
yang menciptakan.
b.
Kemustahilan Menemukan Zat Allah
Allah adalah
Maha Esa baik dalam zat,sifat maupun perbuatan.Esa dalam zat artinya Allah
tidak tersusun dari beberapa bagian yang terpotong-potong dan dia pun tidak
mempunyai sekutu.Esa dalam sifat berarti bahwa tak seorang pun yang memiliki
sifat-sifat seperti yang dimiliki oleh Allah.Dan esa dalam perbuatan (af’al) tidak ada seseorang pun yang
mampu mengerjakan sesuatu yang menyerupai perbuatan Allah.Allah dengan sifat rahman
dan rahim nya telah membekali manusia dengan akal pikiran untuk di gunakan
dalam menjalankan kehidupanya.Akal
yang merupakan ciri keistimewaan manusia, sekaligus sebagai pembeda antara
manusia dan makhluk lainnya, belum bisa digunakan untuk mengetahui persoalan
yang tidak dapat diselesaikan oleh akal yaitu menemukan zat Allah, karena pada
hakekatnya manusia berada dalam dimensi yang berbeda dengan Allah.
2. Iman kepada malaikat
,kitab dan rosul Allah
Dalam
konteks doktrin, agama selalu menjadi akidah, yakni sebagai suatu kepercayaan
kepada Tuhan, suatu ikatan, kesadaran, dan penyembahan secara spiritual
kepada-Nya. Sebagai suatu akidah, agama memiliki prinsip - prinsip kebenaran
yang dituangkan dalam bentuk doktrin. Dalam dokrin kepercayaan agama
Islam beriman kepada Allah adalah wajib.begitun beriman kepada malaikat, kitab
dan rasul Allah mempunya hukum yang wajib.Berikut pengertian dari iman kepada
malaikat,kitab dan rosul Allah adalah sebagai berikut :
a. Iman Kepada
Malaikat
malaikat
merupakan makhluk tuhan yang diciptakan dari nur cahaya,malaikat juga disebut
sebagai al-mala’ al-a’ala ( kelompok
tertinggi) ia adalah makhluk langit yang mengabdi kepada Allah dengan
bermacam-macam tugas yang diembannya, jumlahnya sangatlah banyak, namun yang
harus kita imani hanyalah 10 (nama) malaikat beserta tugas-tugasnya.
b.
Iman Kepada Kitab-Kitab Allah
iman kepada
kitab Allah adlah wajib dan itu merupakan konsekuensi logis dari pembenaran
terhadap adanya Allah, oleh karena itu tidak sepantasnya seorang mukmin
mengingkari kitab-kitab Allah yaitu al-Qur’an, Injil, Taurat, dan Zabur.
c. Iman Kepada
Rosul – Rosul Allah
Doktrin islam
mengajarkan agar setiap muslim beriman kepad rasul yang diutus oleh Allah tanpa
membedakan antara satu dengan yang lainnya.[15]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Manusia merupakan ciptaan Allah Swt yang diciptakan dari
saripati tanah untuk menjadi makhluk yang paling sempurna yang memiliki
berbagai kemampuan.
Dari uraian
tersebut juga di jelaskan Agama sangat lah penting bai umat manusia, karena
dengan adanya agama manusia mempunyai pegangan dan pedoman hidup sehingga ilmu
dapat menjadi lebih bermakna, yang dalam hal pertama kali ini adalah islam.
Agama islam adalah agama yang selalu mendorong manusia untuk mempergunakan
akalnya memahami ayat-ayat kauniyah (Sunnatullah) yang terbentang di alam
semesta dan ayat-ayat qur’aniyah yang terdapat dalam Al-Quran, menyeimbangkan
antara dunia dan akhirat. Dengan ilmu kehidupan manusia akan bermutu, dengan
agama kehidupan manusia akan lebih bermakna, dengan ilmu dan agama kehidupan
manusia akan sempurna dan bahagia.
Dari uraian
diatas dapat dui simpulkan bahwa ada 5 aspek yang terkandung dalam agama. Pertama , Aspek asal usulnya yaitu aspek yang
berasal dari Tuhan, kedua Aspek
tujuanya yaitu untuk memberikan tuntunan hidup agar manusia dapat hidup bahagia
di dunia maupun di akhirat, ketiga Aspek
ruang lingkupnya yaitu keyakinan akan adanya kekutan gaib ,keyakinan manusia
bahwa kesejahteraanya di dunia dan hidupnya di akhirat tergantung pada adanya
hubungan baik, ke empat Aspek
permasyarakatanya yaitu di sampaikan.
B.
Saran
Sebagai
umat Islam yang mempunyai akal dan kehendak, hendaklah kita dapat memilih kehendak yang
sesuai dengan ajaran Islam. Manusia
sebagai sebagai makhluk ciptaan Allah hendaklah mengikti apa
yang ada pada ajaran-ajaran agama Islam sesuai doktrin kepercayaan agama Islam.
DAFTAR
PUSTAKA
Abuddi Nata. Metodologi
Studi Islam,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013
Atang Abdul Hakim, Jaih Mubarak. Metodologi Studi
Islam,
Bandung: PT
Rosdakarya, 1997
diakses 23 September 2012
agama/.
M. Amin Syukur. Pengantar
Studi Islam, Semarang: CV Bima Sakti,2013
Komentar
Posting Komentar